PEMETAAN PENGARUH IDEOLOGI TERHADAP KARAKTER BANGSA:
TINJAUAN DEGRADASI MORAL PEMIMPIN UMAT DAN BANGSA[1]
Seorang pemimpin yang bijak akan melakukan tindakan kepemimpinannya dengan bersandarkan pada dasar pemikiran( manhaj al-fikr )nya. Dasar pemikiran akan terpolakan pemikiran yang ideal dan cenderung pada kebenaran, bila disertai dengan hati yang bersih yaitu keimanan yang tinggi. Dasar dari sebuah tindakan para pemimpin yang sudah dianggap kotor dinegeri ini sudah melewati batas manhaj-nya. baru baru ini para pemimpin yang juga merupaka tokoh nasional impian rakyat banyak yang tersandung korupsi. Tuntaslah sudah martabat diri dan bangsa ini diinjak-injak. Merosot sudah tatanan martabat bangsa ini. Kita semua tahu dan tidak asing lagi dengan arti kata degradasi. Degradsi moral yang melanda Indonesia sebetulnya bukan hanya dialami oleh pemimpin-pemimpin nasional kita saja, tapi telah jauh mengakar kedalam masyarakat yakni para pemimpin di tingkat daerah dan wilayah-wilayah yang cakupannya kecil. Hal ini terjadi kerena para pemimpin bangsa ini telah mempertontonkan bentuk dan cara pendegradasian moral kepada masyarakat sehingga diikuti oleh pemerintah di tingkat daerah dan di wilayah yang lebih kecil. Sikap dan tindakan merekalah yang membuat masyarakat menjadi cendrung apatis dengan pemerintah saat ini, bagaimana tidak, saat ini moral-moral para pemimpin kita saat ini sudah sangat jauh dari kata ‘baik”.
Pemimpin yang baik mestinya bisa menjadi jembatan aspirasi untuk memenuhi kepentingan rakyatnya melalui sarana kekuasaan yang dimilikinya, bukan justru sebaliknya menyalahgunakan kekuasaan itu untuk menindas rakyatnya sendiri, tidak adanya kepastian hukum, meraja relanya praktek-praktek KKN, dan segala bentuk penindasan terhadap rakyat terjadi setiap hari dan hal ini dilakukan dengan sengaja dan tanpa merasa sedikit pun malu, Ketika doktrin sosial, manusia sebagai satu bangsa, maka sudah secara otomatis terdapat saling ketergantungan sebagai satu bangsa dan saling membutuhkan. Orang kaya membutuhkan orang miskin dan orang kuat membutuhkan orang lemah. Idealitas demikian agaknya belum jamak di Indonesia apabila dilihat secara struktural. Kemiskinan struktural masih sangat kental mewarnai hubungan sosial. Di satu sisi, kehidupan kelompok-kelompok marjinal ( kaum buruh, tani, masyarkat adat) sangat tergantung pada kelompok-kelompok kepentingan ( penguasa dan pemerintah) yang berada di luar diri mereka. Akan tetapi, di lain sisi, kelompok-kelompok yang disebut terakhir memiliki kepentingannya masing-masing yang bersifat partisan, yang umumnya berbeda dan tidak sejalan dengan kepentingan kelompok-kelompok marjinal. Sebagian besar kelompok rakyat ini mulai tersingkir dari institusi utama masyarakat. Dari sisi ekonomi, kondisi itu akibat kesehatan yang kurang terjamin, pendidikan yang rendah, dan ketiadaan keterampilan sehingga pada gilirannya berdampak pada penghasilan dan daya beli mereka. Sungguh sangat miris jika kita melihat lebih jauh, bagaimana kondisi masyarakat saat ini, harga-harga sembako yang kian melambung, harga jual hasil pertanian masyarakat yang jauh dari harapan merupakan segelintir kecil permasalahan bangsa saat ini, kaum-kaum penguasa semakin ganas melakukan aksinya dengan memeras rakyat tanpa merasa sedikit pun bersalah dan tak ragu melahap hak-hak masyarkat kecil. Mengapa masyarakat kecil sekarang menjadi semakin sulit mendapatkan hak nya? Mengapa mereka sampai saat ini “yang katanya” telah merdeka 68 Tahun namun masih hidup di bawah garis kemiskinan? Mengapa semakin hari harga kebutuhan hidup semakin melonjak naik? Semua pertanyaan ini hanyalah sebagian kecil dari permasalahan yang dihadapi bangsa sampai pada saat ini sejak lepas dari jaman penjajahan kolonial Belanda, akan tapi mengapa permasalahan-permasalahan itu sampai detik ini belum dapat diatasi oleh para pemimpin kita? Semua pertanyaan-pertanyaan klasik itu jawaban nya ialah Degradasi Moral yang dilakukan oleh para pemimpin nasional bangsa ini. Perampasan hak rakyat oleh para pemimpin bangsa ini telah meluluh lantahkan semua sendi-sendi kehidupan bangsa, mereka tidak lagi merasa malu merampas hak-hak masyarakat untuk kepentingan individu, golongan dan kelompoknya.
Sebenarnya bukan hanya kelas-kelas masyarakat kecil yang merasakan semua imbas dari pendegradsian moral pemimpin nasional ini namun kelas-kelas menengah juga ikut turut merasakan imbasnya, tapi kaum-kaum kelas menengah masih bisa berhemat dalam kondisi seperti ini, tapi kelas-kelas bawah, apa yang mau di hemat? Untuk memenuhi kebuhutuhan sehari-hari saja masih berkekurangan jadi apa yang akan dihemat? Sungguh sangat fenomenal kondisi bangsa sekarang disaat masih banyak mayarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan, tidak membuat malu para pemimpin untuk tetap memeras rakyat, pemiskinan struktural yang dilakukan pemerintah merupakan pelanggaran berat yang telah berlangsung sejak lama, dan akan terus berlangsung sampai tidak ada satu pun yang tahu kapan akan berahir, Para pemimpin bangsa dan segenap komponen masyarakat terdidik dan bagian dari kekuatan kelompok sipil (civil society) harus bersama-sama mendorong berlangsungnya Revolusi Moral Bangsa dengan mengikis mental koruptif, mengangkat keterpurukan bangsa, mengedepankan kejujuran dan nurani, serta mengutamakan kepentingan rakyat. Hingga pada ahirnya degradsi moral akan berkurang dan terciptanya situasi masyarakat yang sejahtera.
0 Response to "PENGARUH IDEOLOGI TERHADAP KARAKTER BANGSA I amruloh saja l amrulohsj.blog"
Posting Komentar