Tentang Manusia dan Hakikatnya

Add caption

Tentang Manusia dan Hakikatnya

M

anusia sebagai puncak ciptaan dan makhluk tertinggi, dan diangkat oleh Allah menjadi kholifah diatas muka bumi ini, dengan kewenangan mengolah, merubah dan mengarahkannya demi peningkatan martabat kemanusiaan dan peradabannya menuju kebenaran.

Menakar dari segi fungsinya, memang tidak dipungkiri bahwa manusia diamanahi segudang kemampuan yang sangat berbeda dengan sederetan makluk-makluk lain. Katakanlah yang membedakan sangat mencolok adalah tentang teori keputusan. Dianalogikan antara makluk seperti pohon, hewan dan manusia pada satu kesempatan diberikan argumentasi untuk memilih kebenaran atau sebaliknya kehancuran, maka pohon-pohon tidak akan mampu memilih sebab pohon sudah otomatis tidak bisa melawan Alloh, dia menerima apapun yang diberikan alloh, tidak punya wewenang untuk merubah keadaan. Kemudian hewan, dia tidak akan tunduk pada akal, karena hanya diberikan insting dan hawa nafsu saja, maka hewan hanya berurusan dengan peur. Sesangkan manusia adalah satu satunya makluk yang bsa diharapkan. Mempunyai wewenang dalam hal memilih dan memutus, mengolah dan merubah, mengarahkan peradaban menuju kebenaran. Dari dasar inilah maka manusia mempunyai kategori makluk ketimbang makluk lainnya.

Tentang tugas lain seperti merawat bumi, ini juga memang bukan satu kebetulan yang disengaja, namun memang manusia yang pantas untuk merawat bumi dengan segala isi, peluang dan tantangannya. Berbekal akal untuk berpikir dan hati untuk mempertimbangkan segala bentuk argumentasi pilihan, maka manusia mempunyai hak/wewenang. Makluk diatas bumi diibaratkan semua mempunyai posisi dan tingkat kecerdasan yang sama, tanpa keluar dari sifat-sifat kodrati sebagai makluk. Maka dengan disejajarkan dengan semua makluk, hewan hanya mempunyai insting yang berlandaskan pada sifat hafa nafsu kehewanan. Tumbuhan memiliki sifat yang lebih rendah ketimbang hewan, karena otoritas untuk mengambil kebijakan atas wewenang hanya ditentukan oleh otoritas Alloh. Hanya saja tumbuhan mempunyai nilai (value) yang sangat tinggi ketimbang manusia dan hewan, yaitu tidak pernah membantah atas perintah penciptanya. Terakhir manusia, disebutkan bahwa manusialah pemenang di galaksi ini sebagai ciptaan Alloh yang paling terkemuka, terkini dan sempurna, bahkan langit dengan bumi segala isinya tunduk kepada manusia.

 Kesetaraan dan kedudukan manusia sebagai khalifah dibumi

Semua manusia adalah khalifah Allah, namun tidak semua manusia mampu menerima/mengemban fitrah tersebut. Sebagai khalifah manusia mempuyai kewenangan mengolah, merubah dan mengarahkannya demi peningkatan martabat kemanusiaan dan peradabannya menuju kebenaran.

Disebutkan diatas bahwa derajat manusia di muka bumi adalah sama, mempunyai hak yang sama, dibekali akal dan jiwa.

 Manusia sebagai hamba Allah

Tujuan hidup manusia dan tempat menundukkan diri hanyalah Allah, maka semangat pengabdian hanya kepada Allah, yaitu tauhid merupakan dasar peradaban yang kokoh, sebab setiap individu akan bekerja, beramal dan amal yang shaleh, adil, ihsan dan ikhlas sebagai pancaran atas imannya.

 Fitrah kebebasan dan tanggung jawab manusia

Manusia dibekali dengan dhamir yang merupakan pemancar rasa hanief, cenderung pada kebaikan, keindahan, kesucian dan kebenaran agar dapat hidup fitri; dibekali untuk mencari ilmu, kebenaran dilengkapi pula dengan kemerdekaan sehingga dapat berikhtiar dan berusaha untuk saatnya menerima balasan baik dan buruk.

Tweet

Subscribe to receive free email updates: