PESAN EMIL UNTUK HMI TRENGGALEK
D
|
alam penggalan pidato Bupati Trenggalek Dr
Emil Elestianto dardak, menyebut dan mengkritik para mahasiswa yang terdiam
membisu. Mengingat Negara semakin berkembang, maka memerlukan elemen mahasiswa
sebagai katalisator kebijakan pemerintah yang sekiranya tiran dan perlu untuk
dikritik.
Menurut
Emil, para mahasiswa kiranya berfikir keras untuk mencari solusi atas kebuntuan
berfikir, yaitu apa yang dibutuhkan masyarakat (dan Negara) saat ini. Seperti
halnya wacana pemerintah dalam hal pemindahan ibu Kota Jakarta, kiranya perlu
untuk didiskusikan secara mendalam untuk mengkaji perlu dan tidaknya pemindahan
Ibukota Tersebut.
Kajian
sederhananya, pemindahan ibukota tidak hanya sekedar pemindahan nama saja,
namun semua perkakasnya semua juga ikut dipindahkan. Seperti pegawai yang
jumlahnya ratusan ribu, peralatan kantor, arsip kantor dll. Nah, pemindahan
yang wacanya salah satunya dikalimantan itu, memakan biaya yang tidak sedikit.
Contoh yang
lain, Emil mengkritik mahasiswa yang saat ini sedang studi. “kenapa para
mahasiswa tidak berani dalam mengawal pemutusan budaya Money Politik yang sudah
membudaya di masyarakat kita “ pungkas Emil.
Kenyataan
dimasyarakat kita, katakanlah Trenggalek, dalam pemilihan kepala dusun saja
masih banyak yang mempergunakan sogokan bagi pemilih berupa uang. Nah, para
mahasiswa seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) kiranya harus berani
menghentikan Money politik (politik
uang) dengan cara yang baik.
Sedikit Menengok Sejarah
Pergerakan Mahasiswa
Era
Reformsi ditandai dengan lengsernya kekuasaan Orde
Baru memberikan angin segar untuk
pembaruan di segala bidang, namun demikian
dalam kenyataannya belum seperti yang diharapkan. Pemerintahan
selanjutnya, sebagai penerus estafet
kepememimpinan kurang memihak kepentingan masyarakat marginal, ditandai dengan
maraknya koropsi kolusi dan nepotisem
(KKN), pelanggaran HAM, birokrasi kurang sehat, tidak efektif dan tidak
berkembang dalam mewujudkan
pemerintah yang bersih dan
berwibawa.
Mahasiswa sebagai generasi penerus
diharapkan mampu menjadi pembaru atau agen of change dalam memperbaiki kehidupan
berbangsa. Peran mahasiswa
sebagai intelektual muda, berkepribadian bangsa dan mempunyai
idealisme tinggi (independence)
di tuntut untuk mewujudkan negara yang lehih demokratis. Pemikirannya yang
kritis, konstruktif dalam mengkritisi
kebijakan pemerintah sangat efektif sebagai alat kontrol.
Dalam perwujudan pemerintah yang bersih, selain pemilihan presiden secara langsung,
perlu mengganti kabinet presidensial dengan kabinet parlementer yang dapat
mewakili aspirasi nyata dari masyarakat. Sudah saatnya pejabat-pejabat pemerintah
menggunakan konsep pelayan bukan penguasa, dan harus melibatkan partsipasi masyarakat. Konsep “top down”, diganti dengan konsep “bottom up” pemerintah hanya sebagai
“regulator” dan partisipasi masyarakat harus lebih
dominan.
Mahasiswa sebagai generasi penerus adalah calon pemimpin bangsa
yang akan menerima astafet kepemimpinan,
dalam bahasa kami sebagai agent of progresif inovator. Oleh
karena itu sudah seharusnya menempa diri dalam kawah candradimuka, dengan
belajar sungguh-sungguh baik antropologi kampus (first university)maupun antropologi ektra kampus (second of university) di lingkungan kampus agar semakin dewasa.
Pembelajaran yang sinergis dan demokratis
akan menghasilkan calon-calon pemimpin yang kuat (fighter), memiliki idealisme
tinggi yang memegang teguh etika politik, menegakkan nilai-nilai keadilan untuk
mewujudkan Indonesi Baru, masyarakat madaniah, sehingga tercipta pemerintah yang bersih dan
bewibawa sebagaimana harapan kita.
0 Response to "PESAN EMIL UNTUK HMI TRENGGALEK"
Posting Komentar