Indonesia mengalami darurat energi dan pangan. Konsumsi energi dan pangan di Indonesia terus meningkat seiring dengan bertambahnya populasi. Di sisi lain, kita dihadapkan pada kenyataan bahwa kemampuan untuk memproduksi energi dan pangan masih sangat terbatas.
Di bidang energi, kita menghadapi ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan, terutama pada bahan bakar minyak (BBM), listrik dan gas. Indonesia sangat tergantung impor minyak mentah dan BBM yang didatangkan dari negeri.Dalam kaitannya dengan dengan energi listrik, ketersediaan pasokan batubara yang merupakan salah satu bahan bakar utama pembangkit listrik semakin menipis. Sementara Gas yang diharapkan dapat mengurangi konsumsi BBM, kemampuan produksinya juga masih terbatas. Padahal ketersediaan BBM, listrik dan gas merupakan prasyarat berkembangnya sektor industri yang memiliki peranan penting dalam penyerapan tenaga kerja dan penguatan daya saing ekspor Indonesia. Kedaulatan Energi menjadi satu prasyarat penting dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Sementara di bidang pangan, Indonesia menghadapi dua fakta yang cukup menyedihkan. Menurut data BPS, jumlah petani terus menurun tajam dari tahun ke tahun di saat yang bersamaan jumlah penduduk yang bekerja di sektor lain di luar pertanian justru mengalami peningkatan yang cukup besar. Kondisi ini menyebabkan produktifitas hasil pangan semakin menurun dan harus dipenuhi dengan impor. Kini Indonesia menjadi negara pengimpor produk pertanian dan perkebunan dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri. Hingga sekarang tercatat Indonesia mengimpor 29 komoditas pangan dari manca negara. Anehnya lagi, Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, harus impor garam dari Australia, India, Selandia Baru, Jerman dan Denmark.
Pemerintah mendatang harus benar-benar kerja konkrit untuk mewujudkan kedaulatan energi maupun pangan. Kedaulatan energi merupakan suatu kondisi terjaminnya ketersediaan energi dengan memanfaatkan semaksimal mungkin potensi dari sumber dalam negeri. Sedangkan kedaulatan pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan pangan yang menjamin hak atas pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal.Kedaulatan pangan berkenaan dengan hak dan akses petani kepada seluruh sumber daya pertanian mencakup lahan, air, sarana produksi, teknologi, pemasaran, serta terhadap konsumsi.
Arah kebijakan untuk mewujudkan kedaulatan energi harus sinergis dengan arah kebijakan untuk mewujudkan kedaulatan pangan. Keduanya tidak boleh saling menegasikan. Dalam upaya mendorong kedaulatan energi, pemerintah menetapkan 4 arah kebijakan dan strategi tahun 2014-2019, yaitu meningkatkan peranan energi baru terbarukan, meningkatkan aksesibilitas, meningkatkan efisiensi dalam penggunaan energi serta memanfaatkan potensi sumber daya air untuk PLTA. Sementara arah kebijakan pangan nasional harus dapat mengakomodasikan dan menyeimbangkan antara aspek penawaran/produksi dan permintaan.
Pengelolaan kedua aspek tersebut harus mampu mewujudkan ketahanan pangan nasional yang tangguh menghadapi segala gejolak. Pangan dan pertanian seharusnya tidak diserahkan kepada pasar yang rentan, tetapi ditumpukan pada kemampuan sendiri. Untuk menciptakan kedaulatan pangan, dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional, pemerintah harus punya filter agar tidak serta merta mengandalkan impor dari luar sementara dapat dihasilkan melalui produksi pertanian dalam negeri. Di samping itu pemerintah wajib menjamin akses petani terhadap lahan, air, sarana produksi, teknologi, pemasaran, serta terhadap konsumsi.
Arah kebijakan untuk mewujudkan kedaulatan energi dan pangan perlu mendapatkan dukungan seluruh komponen bangsa, sekaligus perlu dikritisi dan dikaji secara mendalam agar dapat direalisasikan secara optimal sehingga mampu memberikan dampak signifikan bagi sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat. Korp Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) sebagai wadah berkumpulnya kaum intelektual Insan Cita mempunyai tanggungjawab moral dan organisatoris untuk menyumbangkan gagasan kreatif dan inovatifnya guna mewujudkan kedaulatan energi dan pangan
0 Response to "Indonesia mengalami darurat energi dan pangan l kahmi Trenggalek"
Posting Komentar